Selasa, 19 April 2011

Libya Dikepung Iblis


Kekuatan rakyat parsial tidak akan banyak memberikan harapan untuk sebuah revolusi. Apalagi hanya mengandalkan material yang serba terbatas. Kekuatan immaterial kadang justru lebih banyak dan lebih cepat membuahkan hasil. Seperti yang telah ditunjukkan oleh negara tetangga Filipina. Kekuatan menarik simpati tidak hanya dari golongan masyarakat sipil tapi dari kelompok militerpun juga terbius untuk bergabung dengan kekuatan rakyat. Hasilnya sudah bisa ditebak, presiden terguling tanpa harus banyak jatuh korban. Demikian juga yang terjadi di mesir. Meski kita juga bisa mengatakan bahwa lepasnya kendali militer dari tangan penguasa diakibatkan karena kejenuhan politik. Kejenuhan terhadap profil kepemimpinan yang statis.

Apa yang terjadi di Libya saat ini adalah sebuah contoh kekuatan yang terlahir prematur. Pemicunya adalah lahirnya kekuatan-kekuatan baru di sekelilingnya. Tapi apa mau dikata, maju kena mundurpun kena peluru juga. Kata orang jawa, “Cincing-cincing gak urung yo teles”, maka dengan kekuatan seadanya, bayi revolusi Libya tetap maju berperang meski harus berjalan tertatih-tatih. Hasilnya sudah bisa ditebak, para revolusioner Libya menabrak “gunung” Khadafi. Karena meski tua, cengkeraman presiden yang satu ini masih kuat untuk menuntun militernya. Perlahan namun pasti kekuatan prematur bergerak mundur untuk menyusun kembali kekuatan. Tentu saja sambil berharap bantuan dari “dunia” lain akan segera tiba.
Semula, kita semua mungkin bisa berharap bahwa presiden Kadhafi akan mundur dan memberikan kekuasaan kepada “rakyat”. Dan tentu semula kita semua juga berharap bahwa Libya tetap akan berpendirian kuat untuk menjadi pemimpin perlawanan terhadap dunia barat yang mempunyai hobby campur tangan urusan orang dan agresi untuk sebuah penghancuran. Tapi semua mungkin hanya angan-angan saja. Kadhafi ternyata memilih untuk bertahan sampai titik darah penghabisan. Padahal implikasinya bisa berpengaruh sampai tujuh turunan. Lihat saja apa yang terjadi di Irak. Dan perhatikan pula apa yang akan terjadi di Irak kelak. Hancur lebur oleh pasukan koalisi. Lalu mereka menawarkan jasa memperbaikinya untuk kemudian bercokol sampai tidak ada lagi “oksigen” di Irak yang bisa mereka hirup.

Irak adalah sebuah contoh nyata. Sebuah negara yang di embargo selama bertahun-tahun ternyata telah merontokkan taring-taring kewibawaanya. Maka jika perang dipaksakan, yang terjadi adalah Show of Force. Sebuah pamer kekuatan sekaligus kawasan uji rudal nuklir dan senjata kimia mungkin akan menjadi kenyataan. Dan saat itu Presiden Saddam tidak punya pilihan selain bertahan sambil sekali-sekali melemparkan “scud” nya. Tapi sekali lagi, sekuat apapun militer Irak saat itu tak akan pernah bisa “bernafas” menghadapi serbuan pasukan koalisi yang telah terinjeksi cairan Iblis. Yang terjadi kemudian sudah pula bisa ditebak bahwa pemerintahan yang terbentuk kemudian tidak lagi merepresentasikan pemikiran orang Irak yang mayoritas muslim. Kemungkinan yang paling besar hanyalah menterjemahkan kemauan penanam saham kehancuran Irak.

Libya saat ini pada posisi yang hampir sama dengan Irak. Sama-sama dibenci dan dicari kesalahannya untuk kemudian dikeroyok beramai-ramai atas nama PBB. Kejenuhan sebagian masyarakat Libya terhadap kepemimpinan Presiden Kadhafi telah menimbulkan perlawanan rakyat secara parsial. Ketika para pemberontak dalam posisi terjepit dan tidak lagi bisa bernafas, ketika itu juga akan menggundang semut-semut berambut merah untuk membantu mengangkat senjata. Setelah umpan-umpan warga pribumi dimakan oleh pasukan pemerintah maka, show of force seperti di Irakpun akan segera dimulai. Dan serangga-serangga darat maupun udara akan silih berganti membombardir seluruh bagian bumi Libya.

“Tego Larane gak tego patine”.

Sebuah perumpamaan jawa yang sampai saat ini masih “berlaku”. Meskipun sebagian diri kita semula tidak tertarik dengan “lamanya” kepemimpinan presiden Moammar Kadhafi dan berharap agar segera mundur, tapi kenyataanya berbeda. Apa mau dikata ? Toh pergantian pemimpin dan ideologi baru juga belum tentu menjanjikan kehidupan yang penuh Iman. Kebebasan yang di idamkan rakyat selama ini justru banyak menimbulkan kemudharatan. Manusia lebih banyak yang menjauh dari Iman dan beralih pada kemaksiatan. Tawaran demokrasi tentang kebebasan adalah pondasi terhamparnya kemaksiatan secara global. Bukti-bukti yang telah ada di depan mata adalah saksi-saksi yang tak bisa bicara. Tapi bukan berarti negara monarchi tidak bebas kemaksiatan. Rata-rata negara monarchi yang masih eksis di benua eropa adalah penganut kebebasan bermaksiat. Sangat-sangat bergantung “siapa' yang memimpinnya.

Saat Kadhafi memutuskan untuk menyapu bersih para pengunjuk rasa yang cenderung memberontak, kita semua berpikir pasti akan ada pembantaian manusia. Kadhafi mungkin tidak akan memaafkan rakyatnya yang berusaha untuk menggulingkan kekuasaan yang telah di pegang selama 40 tahun lebih. Lalu tiba-tiba pasukan srigala datang dan menyerang dengan membabi buta. Bom-bom mutakhir di muntahkan di seantero wilayah Libya. Hasilnya ? Sudah bisa dipastikan bahwa Irak ke dua pasti terjadi di negara Kadhafi. Kekhawatiran tentang adanya pembunuhan masal para pemberontak belum terbukti tapi pemusnahan manusia bahkan sudah dimulai. Kembali dunia Islam dijadikan sasaran uji coba senjata mutakhir dari pasukan Iblis negara-negara teroris. Bisakah kita menerka mengapa ini semua bisa terjadi ?

Siapakah yang mengundang Koalisi iblis ?

Liga Arab ! Ya liga Arab ternyata yang menjadi pemicu kehancuran dunia Islam sendiri. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Karena mayoritas dari kita adalah orang-orang “munafik”. Kelihatan berorientasi akhirat tapi sebenarnya tak mau kehilangan dunia. Demikian juga dengan sekumpulan negara-negara yang tergabung dalam liga Arab. Mereka banyak berhubungan dengan negara-negara kafir dan takut kehilangan “dunia” kekafiran yang dibawanya. Mereka saling iri dan dengki dengan negara-negara sesama muslim. Sama-sama berlomba untuk “nggolek bolo” orang-orang yang dalam hatinya tak pernah bersih dari permusuhan terhadap orang Islam. Hingga sampai pada kesempatan untuk memutuskan sebuah “kebenaran” bertindak, tindakan yang diambilnyapun justru malah mencelakakan.

Keterlibatan United Nation ternyata murni atas permintaan Liga Arab. Karena kekhawatiran yang sangat akan terjadinya pelanggaran kemanusiaan oleh pasukan loyalis Kadhafi terhadap sebagian rakyat Libya. Kok bisa hal seperti ini terjadi. Bangsa satu rumpun yang secara sengaja atau tidak telah menanam saham yang sangat besar atas hancurnya negara tetangga yang notebene adalah saudaranya sendiri. Hal ini tidak akan pernah terjadi kalau diantara negara-negara yang bertetangga tersebut tidak menyimpan rasa “kebencian”. Lantas apa yang menyebabkan mereka saling membenci hingga tidak ada kepedulian untuk menyelesaikan secara kekeluargaan “arab”. Kenapa harus pasukan Iblis yang “diundang”. Kemungkinan besar penyebab utamanya hanya tidak adanya perasaan “sehati” dalam kata dan perbuatan. Terutama dalam bersikap terhadap kekafiran dunia barat.

Kembali ke pertanyaan mengapa hal ini bisa terjadi ? Besar kemungkinan Liga Arab telah dihuni pemimpin-pemimpin yang anti Arab. Pemimpin-pemimpin vampire yang tega minum darah saudaranya sendiri. Pemimpin-pemimpin “susupan” Yahudi Israel. Mungkin bisa juga demikian, karena menyatukan sikap untuk konflik yang terjadi di Palestina saja begitu sulit. Dan hanya menjadi penonton atas tindakan sewenang-wenang Israil terhadap warga Palestina. Maka tidak mengherankan kalau liga Arab juga menghendaki Libya untuk ikut mereka meng”hamba” pada sekumpulan “setan” dari “maghribi”. Agar “sama-sama” menerapkan “kebebasan berekspresi” seperti “piaraan” Charles Darwin.

Bagaimana sikap Dunia ?

Rusia meminta Koalisi untuk tidak menyerang tempat-tempat yang dihuni masyarakat sipil. Sebuah permintaan yang “hanya” tinggal permintaan. Karena pasukan yang sudah kerasukan Iblis tidak akan pernah mengindahkan seruan. Bahkan seruan yang bagaimanapun baiknya. Kenyataanya, pasukan koalisi tetap dan terus saja membombardir pemukiman sipil serta menjatuhkan banyak korban. Mengapa ? Bukankah Rusia juga super power ? Tak lain, karena Rusia bukanlah Uni Sovyet di era sebelum Gorbachev. Rusia bukanlah seteru abadi NATO. Hingga Amerika yang meminjam Perancis untuk memimpin penghancuran tidak perlu repot-repot menanggapi seruan Rusia yang mungkin hanya “Lips service” seperti kebanyakan negara “boneka” Amerika.

China meminta resolusi untuk menyerang Libya dibatalkan. Tapi apa yang kita lihat ? Penghancuran justru dimulai dan terus berlangsung. Bukankah China juga anggota tetap United Nation ? Sekali lagi, bahwa pasukan yang sudah kerasukan Iblis tidak akan pernah menggubris. Jangankan hanya lisan dan tulisan, bantuan pengiriman pasukan Musliminpun tidak akan menghentikan aksi teroris sekelas Amerika, Perancis, Inggris dan sekutunya. Bahkan justru akan menambah semangat berlipat bagi pasukan Iblis, karena peluru dan bom-bom mereka akan semakin banyak mengalirkan darah orang-orang Islam yang mereka benci. Memang itulah yang mereka mau. Mereka hanya menunggu waktu atau kesempatan yang paling aman menyerang sekaligus “cuci tangan”. Karena penghancuran dan pembantaian sudah “direstui” oleh United Nation.

Bagaimana dengan dunia Islam ? Di sekitar Libya bahkan justru banyak yang menikmati “pesta” kembang api yang dilakukan oleh pasukan koalisi. Tak ada yang berani mengacungkan diri untuk membantu Kadhafi menghadapi serangan pasukan Iblis. Kebanyakan negara “penakut” justru akan lebih takut lagi kalau Bom Iblis sudah mulai dijatuhkan. Kita diam dan “hanya” menyebut asma Allah. Tak ada usaha nyata dari para pemimpin yang mengaku dirinya Islam. Diam dan membiarkan Kadhafi “gulung koming” sendirian menahan gempuran bom-bom pemusnah manusia. Sejengkal demi sejengkal “tanah” yang sudah ratusan tahun berserah diri kepada Allah luluh lantak. Jeritan dan raungan silih berganti. Cucuran air mata dan darah membanjiri tanah kelahiran mereka sendiri.

Kita yang mengaku Moslem Diam. Tak bereaksi apa-apa. Takut. Takut menghadap kematian yang sudah pasti. Padahal diseberang lautan ada kesempatan untuk membuktikan diri atas kebenaran kesaksian yang kita ucapkan belasan kali dalam sehari semalam. Lebih ironis lagi kalau kita melihat dan yakin bahwa ada pasukan moslem yang justru turut serta mengambil bagian dalam usaha pemusnahan umat Islam. Itulah pengkhianat Allah sesungguhnya. Dan masih ada lagi sebuah Ironi lain. Jika ada sekelompok muslim yang bersedia menjemput kematian syahidnya di medan perang melawan iblis, mereka menghalanginya. Mereka memberikan argumen “mati konyol” untuk sebuah usaha menolong “agama” Allah.

Saya tidak tahu apakah mereka yang melarang “jihad” menegakkan agama Allah di medan perang masih memendam Iman dalam Islam. Apakah mereka tidak menyadari kalau “mati konyol” itu lebih banyak disebabkan oleh “ketakutan” mereka terhadap kematian. Ketakutan seorang pemimpin terhadap kematiannya sendiri. Dan ketakutan seorang pemimpin yang sudah takhluk sebelum berperang. Kemenangan di perang Badr adalah karena Allah. Juga karena pemimpin yang turut andil didalamnya. Yakni turut sertanya Rasulullah saw. Kekalahan di perang Uhud karena pasukan yang mengabaikan komando dan terpesona dengan dunia yang tertinggal musuh. Tapi kemenangan di akhir perang adalah karena motivasi terlibatnya Rasulullah saw sebagai pemimpin.

Yah, beginilah kalau dunia Islam dipimpin oleh makhluk-makhluk padang rumput. Bukan dipimpin oleh seorang yang terbiasa hidup di kerasnya batu dan tebing. Terbiasa menikmati manisnya dunia selama 24 jam penuh. Sampai nyali yang diwariskan oleh panglima-panglima Islam luntur terbawa keringat. Tak kuasa menghadapi kematian. Tak yakin dengan pertolongan Allah. Tak percaya dengan janji surganya Allah melalui peperangan di jalan Allah. Lebih suka jadi penonton dan mengomentari jalannya “jihad”. Lebih suka mengumpat musuh hanya ketika berada dalam kamar pribadi. Dan suka bersembunyi dikolong-kolong dipan ketika langit bergemuruh.

Saat ini kadhafi adalah pembela Islam yang sesungguhnya. Dan pemimpin dunia saat ini yang mengklaim dirinya Islam hendaknya segera introspeksi mengenai keislamannya. Jauh sebelum ada Pakta Warsawa dan NATO, Islam sudah membentuk pakta “Al Muslimun Ikhwanun”. Dan ingat orang Islam yang tidak perduli pada saudaranya dan membiarkan saudaranya terinjak-injak oleh pakta Kafiruun, kelak akan mempertanggung jawabkan di hadapann Allah swt. Dosa-dosa kita dalam membiarkan hancurnya peradaban Islam di Irak mungkin akan bertambah lagi dengan dosa-dosa ketidak pedulian kita mengenai apa yang telah terjadi di Libya. Jika kita memang memaksakan diri untuk “diam” maka tinggal menghitung berapa korban amukan pasukan Iblis yang akan menjadi saksi “diam” kita saat mereka membutuhkan pertolongan.

Hidup awalnya bukan sebuah kemauan. Tetapi mereka yang terlanjur hidup dalam Iman dan Islam ada dua pilihan. Hidup untuk mati atau mati untuk kehidupan kelak. Karena pada dasarnya, mati di akhir hidup hanyalah sebuah jalan untuk kehidupan yang sebenarnya. Dan kematian di akhirat adalah sebuah siksaan yang tidak pernah kita temukan selama kita hidup di dunia. Mati ketika membela agama Allah dan membantu sesama muslim adalah kematian yang “disaksikan” kebenaran Imannya. Sedangkan mati setelah menyaksikan dan membiarkan penyiksaan saudara-saudara se Iman adalah mati dalam kehinaan. Matinya seorang pengkhianat Rasulullah saw. Karena telah beraksi “diam” ketika mampu berbuat sesuatu.

Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan bagi mereka yang saat ini berada dalam cengkeraman pasukan Iblis. Dan memberikan petunjuk kepada para pemimpin di dunia Islam yang saat ini “lumpuh”. Semoga Allah menghukum mereka para pemimpin koalisi dengan hukuman yang “setimpal” atas kebiadaban yang mereka lakukan selama di dunia. Dan mudah-mudahan pula malaikat-malaikat Allah segera turun memberikan bantuan seperti saat pasukan Rasulullah saw. membutuhkan. Dan marilah kita katakan bersama, bahwa yang benar adalah benar, yang bathil adalah bathil. Bahwa yang benar kelak pasti akan mengalahkan yang bathil. Dan jangan pernah lupa bahwa membiarkan saudara lumpuh dalam siksaan musuh Allah adalah sebuah kebathilan.Wahaii pemimpin-pemimpin dunia Islam !!! Katakan sesuatu dan rakyat akan mendukungmu.

sekian.



Tidak ada komentar: