Minggu, 07 Maret 2010

Membumikan Al Qur`an

Membumikan Al Qur`an

Kalau lihat judulnya terasa agak aneh, kenapa ?
Al Qur`an itu kan sudah diturunkan ke bumi, di qalbu Rasulullah saw. melalui wahyu dengan perantaraan malaikat jibril. Kenapa harus di bumikan ? Marilah kita mencoba lebih sedikit mendalami maksud judul di atas. Membumikan biasanya mempunyai makna menyatukan atau mengintegrasikan sesuatu untuk diketahui dan di pahami orang banyak atau khalayak dan menjadikannya sebagai pegangan atau kebiasaan sehari-hari. Makna yang lebih mendekati adalah menjadikan Al Qur`an melekat di hati khalayak khususnya kaum muslimin yang telah mengaku diri sebagai orang Islam.

Mengapa harus di integrasikan ke dalam hati masing-masing orang Islam ? Lantas selama ini bagaimana “hubungan” orang Islam dengan Kitabnya ? Jujur saja, kita ini muslim, kita mengaku beriman dan salah satunya adalah beriman kepada kitab yang diturunkan oleh Allah yaitu Al Qur`an. Tetapi sikap dan perlakuan kita terhadap kitab itu sendiri bagaimana ? Kita lebih banyak mengabaikannya ! Kita lebih banyak menempatkan Al Qur`an pada tempatnya. Yaitu di tempat khusus di almari kaca atau di atas lemari. Jarang kita mau membacanya. Kenapa ?

Agak banyak juga alasannya. Yang pertama, mungkin kita memang nggak bisa membacanya karena kita memang tidak pernah mempelajarinya. Baik huruf-hurufnya maupun cara membacanya. Yang kedua mungkin kita hanya sekedar membaca tanpa mengetahui arti atau terjemahannya cuma menjaga agar tidak lupa terhadap huruf dan bacaannya saja. Yang ketiga mungkin kita membacanya dan membaca juga terjemahannya, tetapi waktunya hanya kadang-kadang saja. Mungkin terlalu sibuk kerja seharian. Yang ke empat mungkin kita memang sengaja hanya menempatkan Al Qur`an hanya sebagai hiasan saja.

Terlalu banyak alasan memang untuk orang yang dasarnya enggan atau malas. Dan kita memang kebanyakan malas untuk membacanya. Kalaupun kita membacanya hanya sekedarnya saja bahkan mungkin hanya secara tidak sengaja, karena sedang membaca bulletin jum`at yang di bagi-bagikan di masjid di waktu shalat jum`at. Itu masih dalam “membaca”. Apalagi menghafalnya !

Kira-kira ada benarnya nggak kalau kita ini dikatakan sebagai orang Islam yang menzhalimi Al Qur`an ? Bagaimana tidak ? membaca saja enggan, menghafal saja hanya terbatas pada surat-surat pendek. Asal sudah bisa di pakai untuk bacaan shalat setelah surat Al Faatihah ya sudah !

Saudaraku se-Iman, ….surat-surat pendek dalam Al Qur`an itu tidak untuk menjebak umat Islam ke dalam rutinitas bacaan shalat hanya di lembar-lembar akhir dari seluruh lembar yang ada. Tetapi justru kita yang terjebak dalam rutinitas ibadah shalat kita dengan hanya membaca surat-surat pendek yang sudah kita baca dan hafal. Masih mending kalau kita menghayati apa makna yang terkandung di dalam bacaan pendek itu. Kalau tidak ? Apa nggak seperti sekedar olah raga sambil bersiul saja ?

Kenapa kita hanya berkutat dengan beberapa surat pendek yang isinya beberapa ayat saja. Padahal banyak sekali ayat yang sangat perlu untuk dibaca dan dihafal karena pesan dan makna yang ada di dalamnya. Bahwa Al Qur`an itu bukan di lembar-lembar akhir saja. Dari awal surat sampai dengan akhir surat. Itulah Al Qur`an. Dari sekian ribu ayat, yang kita sering baca hanya sedikit saja. Sementara yang lainnya terabaikan. Tidak pernah dibaca, apalagi di pahami. Kenapa ?

Semuanya itu di akibatkan karena kita menganggap Kitabullah hanyalah sebuah buku yang tak beda dengan buku-buku yang lain. Kita tidak pernah tahu apa manfaat yang akan kita dapatkan dengan banyak membacanya, bahkan kita tidak tahu segala sesuatu tentang kitabullah itu ! Baik mengenai apa Al Qur`an itu, bagaimana cara turunnya, kenapa kita harus membacanya dan bagaimana cara memahaminya !

Jika kita mengaku beriman terhadap kitab Al Qur`an, niscaya kita tidak akan jauh darinya. Realitas yang ada adalah kebanyakan kita memang jauh dari kitabullah tersebut. Nah bagaimana supaya kita bisa dekat atau lebih dekat lagi dengan kitabullah itu ? Tentunya tidak ada cara lain kecuali “mengenalnya”. Dengan harapan kita akan lebih “mencintai” nya karena memang kita membutuhkannya. Marilah kita mencoba untuk sedikit mengenal “diri” dari kitabullah yang kita Imani tersebut.

Dengan harapan jika lebih mengenalnya, lambat laun kita juga akan mencintainya. Jika kita sudah jatuh cinta dengannya niscaya kita tak akan pernah berusaha jauh darinya. Ingin selalu dekat dan lebih dekat lagi. Dan kita akan menyadari kalau kita membutuhkannya. Semakin lama akan semakin terasa pula bahwa kita tak kan bisa hidup tanpanya. Dan itulah buah dari usaha yang tak akan pernah sia-sia. Baik di dunia maupun kelak di alam baqa.

Apakah Al Qur`an itu ?

Al Qur`an berasal dari kata “Qara`a” yang artinya adalah “bacaan”. Sedangkan kitab Al Qur`an adalah sebuah buku bacaan yang di dalamnya berisi sekumpulan surat-surat yang terdiri dari ayat-ayat yang di yakini sebagai firman Tuhan dan di turunkan dari langit.

Di dalamnya terbagi menjadi 7 manzil atau bagian yang di gunakan untuk mempermudah mereka yang akan menyelesaiakan bacaannya dalam 7 (tujuh) hari. Pembagian yang lain adalah sebanyak 30 Juz untuk mempermudah mereka yang akan menyelesaiakan dalam waktu 30 hari. Kemudian di dalamnya terdiri dari 114 surat dan sekitar 6666 ayat. Pembagian yang lain yaitu berdasar tempat turunnya, yaitu Mekah dan Madinah. Juga berdasarkan sebelum dan sesudah hijrahnya Rasulullah saw dari dan ke dua kota tersebut

Pembagian lain adalah diantara ayat-ayat itu ada yang disebut ayat Muhkamat dan lainnya disebut Mutasyabihat. Ayat Muhkamat adalah ayat-ayat yang arti dan maknanya sudah jelas dan tidak memerlukan penafsiran lebih lanjut, seperti ayat-ayat yang berisikan perintah-perintah shalat, zakat, berbuat baik dan lain sebagainya. Sedangkan mutasyabihat adalah ayat-ayat yang serupa yang maknanya masih memerlukan penafsiran dari para ahli-ahli tafsir.

Pembagian menurut panjang pendeknya surat terbagi menjadi 4 bagian, yaitu kelompok surat-surat panjang yang berjumlah 7 surat. Kelompok surat yang terdiri lebih dari 100 ayat. Kemudian kelompok yang terdiri dari kurang dari 100 ayat. Dan yang terakhir adalah kelompok surat-surat pendek.

Lantas Siapakah yang menurunkannya ?

Al Qur`an dengan semua surat dan ayat yang ada di dalamnya diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. oleh Allah swt melalui wahyu dengan perantaraan malaikat Jibril. Yaitu salah satu malaikat yang di yakini menjadi utusan khusus Allah untuk menyampaikan wahyu berupa kata-kata yang tergabung dalam satu atau lebih kalimat yang juga disebut sebagai ayat, yang mempunyai pengertian sebagai perintah ataupun informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan ketauhidan Allah dan berbagai hal tentang hukum-hukum yang mengatur tata cara kehidupan umat Islam.

Kapan Al Qur`an diturunkan ?

Dalam suatu ayat Allah menerangkan bahwa Al Qur`an diturunkan pada malam yang di sebut “Lailatul Qadr” atau “Malam kemuliaan” . Yang nilai malam itu sendiri di informasikan lebih baik dari seribu bulan atau sekitar 83 tahun. Sedangkan secara riil sebagian dari seluruh ayat diturunkan sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, yaitu di kota kelahiran beliau di Mekkah selama 12 tahun setelah masa kenabian beliau dan sebagian yang lain diturunkan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah selama sekitar 10 tahun. Sehingga jika di tambahkan, waktu diturunkannya Al Qur`an adalah 22 tahun 2 bulan 22 hari.

Dimanakah Al Qur`an diturunkan ?

Sebagian di turunkan di kota Mekkah yang ayat-ayatnya di sebut ayat atau surat Makkiyah dan sebagian lagi di turunkan di Madinah yang ayat atau suratnya disebut ayat atau surat Madaniyah. Ciri-ciri dari kedua ayat atau surat itu adalah, yang di turunkan di Mekkah merupakan ayat atau surat yang tergolong pendek-pendek dan yang diturunkan di Madinah ayat atau suratnya panjang-panjang.

Kenapa Al Qur`an di turunkan ?

Jika ditelaah lebih dalam bahwa Al Qur`an adalah sebagai peringatan. Bukan saja untuk Rasulullah dan umat beliau, tetapi untuk peringatan bagi seluruh alam. Juga untuk memperingatkan umat pada saat itu yang banyak menyembah Tuhan selain Allah. Kehidupan pada saat itu yang jauh dari kebenaran dalam beragama dan banyaknya kebengkokan dalam praktik beragama diyakini menjadi salah satu penyebab di turunkannya Al Qur`an.

Kebengkokan yang terjadi saat itu adalah diantaranya mengatakan bahwa Tuhan mempunyai anak dan anggapan bahwa nabi Isa putera Maryam adalah Tuhan. Juga ada yang menganggap Malaikat Jibril sebagai musuh, anggapan bahwa “Tuhan itu tiga” serta penyembahan terhadap berhala yang dianggapnya sebagai cara pendekatan kepada Tuhan. Sehingga masing-masing orang mempunyai satu berhala sebagai perantara mereka terhadap Tuhan mereka. Hal – hal seperti inilah diantaranya yang menyebabkan diturunkannya Al Qur`an sebagai peringatan atas keingkaran-keingkaran pada ketauhidan

Bagaimana Al Qur`an diturunkan ?

Al Qur`an diturunkan secara berangsur-angsur selama kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari. Dari riwayat yang ada cara turunnya ayat-ayat pertama ke dada/qalbu Rasulullah saw itu menyebabkan Rasulullah mengalami ketakutan yang amat sangat. Badannya menggigil seperti terserang demam. Dan kejadian seperti ini terus berulang setiap wahyu turun melalui Malaikat Jibril.

Bisa di bayangkan betapa beratnya saat-saat Rasulullah saw menerima wahyu. Bahkan diriwayatkan, salah seorang sahabat yang kala itu pahanya ada di bawah paha Rasulullah dalam keadaan duduk, kemudian wahyu turun sahabat tersebut merasa pahanya seperti mau hancur karena beratnya tertindih paha Rasulullah saw. Jika kejadian itu berlangsung berulang-ulang dan berlangsung selama kurun waktu sekitar 22 tahun, kita bisa membayangkan betapa berat beban Rasulullah menerima wahyu berupa ayat-ayat Al Qur`an tersebut.

Dan kita yang saat ini tinggal membaca dan memahaminya saja begitu enggan melakukannya. Umat Rasulullah macam apa kita ini ?. Hanya tinggal makan dan menikmati sari-sarinya saja kita enggan apalagi terlibat dalam prosesnya. Cobalah kita bertanya pada diri kita sendiri. Berapa jam yang kita gunakan untuk membaca dan mencoba memahaminya ? Berapa menit yang kita gunakan untuk mencoba untuk menghafalnya dan berapa detik yang kita gunakan untuk mengingat apa makna yang yang terkandung di dalamnya ?

Allah juga menjelaskan dalam Al Qur`an bahwa jika saja Al Qur`an ini diturunkan pada sebuah gunung niscaya akan hancur berantakan gunung tersebut. Dan ayat-ayat Al Qur`an hanya bisa diterima oleh hati yang tenang, yang bersih, yang lembut. Hanya Rasulullahlah yang saat itu sanggup menerimanya. Oleh karena itu sudah sepantasnyalah kalau kita tidak menyia-nyiakan jerih payah beliau yang telah sudi menyediakan diri dan jiwanya demi untuk kebaikan seluruh umat.

Al Qur`an adalah Kebenaran. Seluruh isi Kitabullah membawa kebenaran dan tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, bahkan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Merupakan perkataan yang baik yang diturunkan untuk manusia oleh Allah swt. Yang membuat gemetar kulit orang-orang yang takut kepada TuhanNya, dan kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Yang dengannya Allah memberikan petunjuknya kepada siapa yang di kehendakinya. Tentunya kepada mereka yang mengusahakan diri dan jiwanya untuk selalu dekat dengan Tuhannya.

Al Qur`an adalah wahyu yang nyata diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Sebagai bacaan yang mulia dan sebagai petunjuk bagi orang-orang yang mengikuti keridhaannya dalam menempuh jalan keselamatan. Yang mengeluarkan orang-orang dari jalan kegelapan menuju cahaya yang terang benderang atas izinNya serta menunjuki orang-orang ke jalan yang lurus.

Al Qur`an adalah ayat-ayat Allah yang nyata yang tidak akan pernah berubah sampai kapanpun karena terpelihara dalam dada orang-orang mukmin yang banyak menghafalnya dan memahaminya secara turun temurun. Yang merupakan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Yang merupakan pelajaran dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada kaum muslimin dan menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Demikian sempurnanya Al Qur`an yang bukan saja menjadi peringatan bagi manusia tetapi menjadi peringatan bagi semesta alam. Betapa meruginya kita yang menyia-nyiakannya. Betapa tidak perdulinya kita terhadap sebuah kitab yang menjadi petunjuk jalan kita untuk memperoleh keridhaanNya.

Saudaraku se-Iman,..
Marilah mengubah diri kita, mengubah Iman kita yang jauh dari sempurna, dengan memalingkan mata dan hati kita pada kitabullah. Jika kita mengaku sebagai orang-orang yang beriman, tidak sepantasnya kita memandang sebelah mata padanya. Seharusnya kita menjadikan kitabullah sebagai bacaan yang selalu menghiasi hati dan lisan kita. Yang selalu akan membuat kita merindukannya disaat kita membuka mata.

Bagaimana cara memahaminya ?

Sekarang ini banyak cara untuk memahami Al Qur`an. Banyak lembaga-lembaga kajian Qur`an yang membuka kesempatan kepada kaum muslimin untuk belajar memahami kitabullah tersebut. Disamping banyak juga Masjid-masjid yang menyediakan waktu-waktu tertentu untuk kalangan muslimin yang ingin belajar memahami Al Qur`an. Para Ustadz, Kyai di pondok-pondok pesantren, bacaan-bacaan di website atau situs-situs yang bernafaskan Islam, serta buku-buku yang banyak beredar di toko buku di hampir setiap kota di indonesia.

Meskipun begitu, kita tidak boleh untuk menerima begitu saja secara mentah dari uraian-uraian yang kita terima. Kesadaran akal kita haruslah tetap berjalan untuk memilah-milah mana kiranya yang “benar-benar” bisa diterima dan mana yang harus di kesampingkan. Untuk ayat-ayat yang penafsirannya masih meragukan penerimaan akal kita, hendaknya juga di cari referensi lainnya. Dan jika masih juga kita ragu-ragu berpindahlah ke ayat yang lain. Karena tidak semua ayat penafsirannya akan bisa langsung kita terima. Bahkan ada ayat-ayat yang makna sebenarnya ada pada Allah swt.

Jika anda mempelajari sendiri, hendaknya harus hati-hati. Jangan mencoba mengungkapkan penafsiran kita kepada orang lain sebelum kita melihat dari referensi yang sudah ada. Memang, perkembangan penafsiran akan selalu aktif dan semakin lama semakin mendekati kebenaran dari Al Qur`an itu sendiri. Tetapi kita yang tidak mempunyai basic atau dasar bahasa Al Qur`an dengan segala yang berkaitan dengan bahasanya tentu akan sulit untuk memperoleh penafsiran yang benar. Bahkan hal ini cenderung tidak di perbolehkan, karena akan menjurus ke pemahaman yang salah dan menimbulkan tersesat dari makna yang sebenarnya. Bukan berarti penafsiran di zaman sekarang ini semuanya tidak benar, jika penafsiranya tidak bertentangan dengan logika dan tidak menunjukkan pertentangan dengan penafsiran-penafsiran sebelumnya, justru akan lebih membantu akan kebenaran makna suatu ayat.

Posisikan diri kita seperti orang yang sedang belajar memahami. Janganlah memposisikan diri dan pikiran kita sebagai guru yang sedang mengoreksi soal-soal ujian siswanya. Al Qur`an sudah sempurna dan penafsirannya sudah ada di Rasulullah saw yang di tularkan kepada para sahabat yang pertama-tama. Oleh karena itu jika kita menemukan suatu ayat yang kita tidak paham tafsirannya sehingga kita tidak menemukan makna di dalamnya, hendaknya kita cari referensi lain atau bertanya pada para Ustadz atau para Ulama yang lebih paham tentang penafsiran para sahabat. Dengan demikian kita tidak akan tersesat jalan dalam pemahaman. Yang dengan tersesatnya pemahaman itu akan berakibat kehilangan makna yang sebenarnya dari suatu ayat.

Jangan tergesa-gesa dalam usaha memahaminya, karena sesuatu yang dilakukan secara tergesa-gesa akan berakibat salah yang lebih besar. Perlahan saja yang penting kontiniuitasnya terjaga. Karena dengan usaha yang terus menerus kita bisa menemukan makna di dalam tiap-tiap ayat yang akan berakibat pada pencerahan batin kita akan ke-Iman-an dan ketauhidan Allah swt. dari pada tergesa-gesa untuk kemudian berhenti sama sekali dalam waktu yang lama. Hal demikian tidak akan memberikan pemahaman yang bersambung antara satu ayat dengan ayat yang lain. Yang kemungkinan besar juga akan membuat kita lupa pada apa-apa yang telah kita pelajari sebelumnya.

Lakukan secara intens, setiap hari. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membacanya. Jika kita membutuhkan petunjuk Allah yang ada di dalamnya, tak akan ada sesuatu yang menghalangi kita dari keinginan untuk membacanya. Selingi dengan bacaan lain dari penulis-penulis yang “putih” di lain waktu. Misalnya di waktu kita sedang santai menunggu kereta atau bus. Atau disaat sat kita istirahat dalam pekerjaan.

Penulis “putih” yang saya maksudkan adalah mereka yang menulis untuk tujuan agama yang sebenarnya, yaitu kedamaian, ketenangan hati, kebenaran yang hakiki dan kata-kata yang menyejukkan hati. Yang dengan tulisan itu kita semakin menginginkan untuk terus selalu membaca dan membaca. Bukanlah suatu keputusan untuk menghentikan kegiatan membaca. Hal ini bisa terjadi kalau “orang bebas” yang sedang membaca beberapa kali tetapi yang ditemukan dan dibaca adalah sebuah buku yang isinya cenderung membawa kita untuk membenarkan yang satu dan cenderung untuk menyalahkan yang lain. Dan buku seperti ini banyak kita temui di banyak tempat yang memasarkan buku-buku agama.

“Orang Bebas” yang saya maksudkan adalah orang yang tidak terikat dengan keberagaman perbedaan-perbedaan khilafah ada saat ini. Yang keberadaan mereka itu sudah berbaur menjadi satu dengan panji masing-masing di masyarakat. Orang-orang “bebas” ini meng-amin-i kebiasaan-kebiasaan yang sudah mendarah daging di masyarakat sepanjang “akal dan hati” mereka bisa menerimanya.

Orang-orang seperti ini menganggap suatu perbedaan adalah rahmat dari Allah. Yang bisa di pahami sebagai suatu cobaan kepada masing-masing diri kita untuk bisa menerima atau tidak setiap perbedaan yang muncul. Disamping suatu kenyataan kalau perbedaanlah yang bisa membangun suatu kekuatan yang sangat besar. Tanpa sesuatu yang berbeda sesuatu tidak akan memperoleh kekuatannya.

Metode lain dalam memahami Al Qur`an adalah dengan membaca dan meneliti satu per satu ayatnya untuk kemudian mencoba mengumpulkan makna yang terkandung di dalam satu ayat. Kemudian menuliskan pokok permasalahan yang tersirat dan menulis di bawahnya ayat tersebut dengan memberikan garis tebal pada kata yang terkait dengan masalah. Dan ayat itulah yang bisa dijadikan salah satu dalil tentang penyelesaian permasalahan yang terkait.

Hal ini harus dilakukan dengan kesabaran dan ketelitian yang tinggi sehingga akan memperoleh suatu hasil yang maksimal dan kebenaran tentang relevan atau tidaknya suatu ayat untuk digunakan sebagai dasar penyelesaian permasalahan yang ada. Sebenarnya buku buku seperti ini sudah banyak yang beredar di masyarakat. Tetapi seperti kebiasaan kita, kalau hanya sekedar “makan” kita tak akan perduli tentang prosesnya dan tak perduli pula dampak dari makanan yang kita makan tersebut.

Berbeda sekali kalau kita melakukannya sendiri dengan tetap di selingi dengan bacaan-bacaan lain yang sudah ada. Proses yang kita lalui itulah yang akan memberikan kekuatan pada kita untuk menyelesaikan dan menikmati “makanan” tersebut. Tentunya dengan kepahaman tentang semua bahan yang terkandung di dalam “makanan” kita. Sehingga dengan mudah kita akan bisa memberikan “resep makanan” tersebut kepada orang lain untuk kepentingan saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran. Agar nantinya kita tidak tergolong dalam orang-orang yang mengalami kerugian karena telah menyia-nyiakan waktu yang terus berlalu tanpa berhenti sedetikpun.

Jika anda melakukannya secara intensif, insya Allah anda akan menemukan ratusan bahkan ribuan permasalahan sebagai pokok bahasan dengan dalil-dalilnya. Dalil-dalil penyelesaian permasalahan tersebut ada di berbagai surat dan ayat dan di tiap surat mengandung beberapa pokok permasalahan. Sehingga jika anda berhasil “khatam” Al Qur`an anda akan mempunyai pegangan sebuah kitab untuk mendampingi anda dalam memahami isi kitabullah.

Sudah cukupkan itu ? Ternyata belum ! Anda harus melengkapi buku pendampingnya minimal buku tafsir Al Qur`an yang sudah ada dan sudah banyak beredar dan satu buku tentang Hadist Rasulullah saw. serta buku tentang riwayat turunnya ayat-ayat Al Qur`an. Dan beberapa buku lagi yang penting diantaranya kitab yang menerangkan tentang terhapus dan tergantinya satu ayat dengan ayat yang lain yang sifatnya saling melengkapi, serta satu kitab tentang perjalanan hidup Rasulullah saw. yang lengkap membahas dari zaman pra Islam dan sesudah kelahiran Nabi serta zaman sesudah Rasulullah saw wafat.

Sekian, mudah-mudahan ada manfaat yang dapat diambil dan mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi masing-masing diri kita untuk belajar memahami essensi dari sebuah komitmen ber-agama yang harus berefek pada Iman dan berbuah ketakwaan untuk menuju keridhaan Allah swt.

Amiin.

Tidak ada komentar: