Pembangkangan Iblis.
Pada awal-awal penciptaaan manusia, Allah berfirman kepada para malaikat :
إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ
“,..Innii jaa`ilun fiil ardhi khalifatan,....sesungguhnya aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.”
Khalifah disini ditafsirkan seorang pemimpin. Seorang pemimpin di muka bumi yang mewakili Allah dalam melaksanakan hukum-hukum atau peraturan-peraturan Allah. Yang dimaksud disini adalah Adam as.
Kemudian para malaikat mengajukan pertanyaan kepada Allah :
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ
“,...`ataj`alu fiihaa man yufsidu fiihaa wayasfikud dimaa`a wa nahnu nusabbihu bihamdika wa nuqaddisu laka,....mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ?
Orang yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah yang ada pada saat itu adalah bangsa jin, yang selalu membuat kerusakan dan pembunuhan. Yang sama-sama menempati atau mendiami bumi (?) atau mungkin juga sudah ada makhluk lain selain manusia tetapi bentuk fisiknya mirip manusia yang kegemarannya hanya melakukan perusakan terhadap alam dan saling membunuh (?).
Dan pertanyaan para malaikat ini di jawab oleh Allah dengan firmannya kepada malaikat :
إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ﴿٣٠﴾
“,.....`Innii a`lamu maa laa ta`lamuuna”. “sesungguhnya Aku mengetahi apa yang tidak kamu ketahui” QS. Al Baqarah 30.
Allah lebih mengetahui, tentang anak cucu Adam yang nantinya ada yang taat dan ada yang ingkar kepadaNya, hingga akan terbukti dan nampaklah keadilan diantara mereka dengan hukum-hukum Allah yang menyertainya. Diantara malaikat dan iblis itu ada yang berkata : Tuhan tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia dan lebih tahu dari kami, karena kami lebih dulu dan melihat apa yang tidak dilihatnya. Maka kemudian Allah menciptakan Adam dari bermacam unsur tanah dan bermacam jenis air yang lalu dibentuk dan diupkan ruhNya, hingga berbentuk makhluk yang hidup dan dapat merasakan sesuatu yang ada di sekitarnya.
Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat dengan firmannya :
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ﴿٢٩﴾
”Fa`idzaa sawwaituhu wa nafakhtu fiihi min ruuhii faqa`uu lahu saajidiina”,.....Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” QS. Al Hijr 29.
di ayat lain juga di sebutkan :
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ﴿٧٢﴾
“ Fa`idzaa sawwaituhu wa nafakhtu fiihi min ruuhii faqa`uu lahu saajidiina”,.....Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". QS shaad 72.
disebutkan juga di ayat lain, bahwa Allah telah menciptakan nabi Adam dan memerintahkan kepada malaikat :
وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ﴿١١﴾
“Wa laqad khalqnaakum tsumma shawwarnaakum tsumma qulnaa lil mala`ikatisjuduu li aadama fasajaduu illa `ibliisa lam yakun minas saajidiina”.,....”Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.” QS. Al A`raaf 11.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ﴿١١٦﴾
“Wa `idz qulnaa lil mala`ikatisjuduu li aadama fasajaduu illa `ibliisa `abaa”,....”Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia membangkang.” QS Thahaa 116.
Kemudian Allah mengajarkan kepada nabi Adam nama-nama benda di sekitarnya seluruhnya dan kemudian mengemukakanya kepada malaikat lalu berfirman :
أَنْبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ﴿٣١﴾
”,....`ambi`uunii bi`asmaa`i haa`ulaa`i in kuntum shadiqiina”,....",.....Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" QS. Al Baqarah 31.
dan menjawab para malaikat :
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ﴿٣٢﴾
”Qaaluu subhaanaka laa ilma lanaa illa maa `allamtana, innaka `antal `aliimul hakiimu”.,.....”Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". QS. Al Baqarah 32.
Kemudian Allah memerintahkan kepada nabi Adam :
قَالَ يَا آدَمُ أَنْبِئْهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنْبَأَهُمْ بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ﴿٣٣﴾
“Qaalaa yaa aadamu ambi`hum bi`asmaa`ihim, falamma `amba`ahum bi`asmaa`ihim. Qaalaa alam aqul lakum `innii a`lamu ghaibas samaawaati wal ardhi wa`lamu maa tubduuna wa maa kuntum taktumuuna”,.......”Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" QS. Al Baqarah 33.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ﴿٣٤﴾
“Wa `idz qulnaa lil mala`ikatisjuduu li aadama fasajaduu illa `ibliisa `abaa wastakbaraa wa kaana minal kaafiriina”,......”Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” QS. Al Baqarah 34.
Lantas semua malaikat bersujud kepada nabi Adam. Bersujud disini bukan berarti menghambakan diri tetapi berarti menghormati dan memuliakan nabi Adam. Kecuali iblis, mereka enggan dan membangkang serta takabur.
Di ayat lain juga di sebutkan :
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ﴿٣٠﴾ إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَىٰ أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ﴿٣١﴾
“Fasajadal mala`ikatu kulluhum `ajma`uuna” ; “illa `ibliisa `abaa `an yakuuna ma`as saajidiina:,......maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama ; kecuali iblis, ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu.” QS. Al Hijr 30-31.
فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ﴿٧٣﴾ إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ﴿٧٤﴾
“Fasajadal mala`ikatu kulluhum `ajma`uuna” ; “illa `ibliisas takbara wa kaana minal kaafiriina”,......Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, ; kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” QS Shaad 73-74.
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِينًا﴿٦١﴾
“ Wa `idz qulnaa lil mala`ikatisjuduu li aadama fasajaduu illa `ibliisa, qaalaa `a`asjudu liman khalaqta thiinan”.,.....”Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" QS. Al Israa` 61
Pembangkangan iblis untuk bersujud kepada nabi Adam dan perasaan yang merasa lebih tinggi derajatnya karena mereka di ciptakan dari api sementara Adam di ciptakan dari tanah liat ini menyebabkan Allah bertanya dan menegur mereka,
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلَّا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ﴿٣٢﴾
“Qaalaa, yaa `ibliisu maa laka `alla takuuna ma`as saajidiina”,......”Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?" QS. Al Hijr 32.
Disebutkan di ayat lain,
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ
“Qaalaa maa mana`aka allaa tasjuda `idz `amartuka,......“Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?,....." QS Al A`raaf 12.
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ﴿٧٥﴾
“Qaalaa, yaa ibliisu maa mana`aka an tasjuda limaa khalaqtu biyadaiyya,`astakbarta am kunta minal `aliina”,.......”Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". QS Shaad 75.
Kemudian iblis menjawab pertanyaan Allah,
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ﴿١٢﴾
“Qaala, anaa khairun minhu khalaqtanii min naarin wa khalaqtahu min thiinin”,......“,...Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". QS Al A`raaf 12.
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۖ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ﴿٧٦﴾
“Qaala, anaa khairun minhu, khalaqtanii min naarin wa khalaqtahu min thiinin”,.......“Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". QS. Shaad 76.
قَالَ لَمْ أَكُنْ لِأَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ﴿٣٣﴾
”Qaalaa lam `akun li`asjuda libasyarin khalaqtahu min shalshaalin min hamaa`in masnuunin”,......
“Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk" . QS Al hijr 33.
Pembangkangan iblis secara terang-terangan dihadapan Allah dan merendahkan sesuatu yang akan di ciptakan oleh Allah dengan tanganNya sendiri ini menyebabkan Allah murka, yang kemudian menyebabkan di usirnya iblis dari surga.
قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ﴿١٣﴾
“Qaalaa, fahbith minhaa famaa yakuunu laka `antatakabbara fiihaa fakhruj `innaka minash shaghiriina”.,........”Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina". QS Al A`raaf 13.
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ﴿٣٤﴾ وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ﴿٣٥﴾
“Qaalaa fakhruj minhaa fa`innkaa rojimun” ; wa inna `alaikal la`nata ilaa yaumid diini”.,.....“Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk ; dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". QS. Al Hijr 34-35.
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ﴿٧٧﴾ وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَىٰ يَوْمِ الدِّينِ﴿٧٨﴾
“Qaalaa fakhruj minhaa fa`innkaa rojimun” ; wa inna `alaika la`natii ilaa yaumid diini”,.....”Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk, ; ”Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". QS. Shaad 77-78.
Itulah kebesaran Allah, itulah kekuasaan Allah, tidak ada satu makhlukpun di alam semesta ini yang yang boleh mengingkari apa yang telah di perintahkan, tidak juga iblis. Walaupun awalnya di tempatkan di surga, iblis harus rela keluar dari surga di sebabkan karena pembangkangannya terhadap perintah Allah.
Tak berbeda pula diri kita, jadikanlah pelajaran dari peristiwa tersebut, bahwa tidak ada seorangpun dari diri kita yang akan luput dari laknat Allah disebabkan karena keingkaran kita. Keingkaran terhadap nikmat-nikmat yang kita peroleh, keingkaran terhadap perintah-perintah yang ada dalam kitabullah dan perintah-perintah Allah yang dibawa oleh Rasulullah dan para nabi-nabi.
Kitapun akan mendapatkan balasan yang serupa dengan iblis, yaitu dijauhkannya surga dari diri kita dan didekatkanya kita di neraka Allah akibat dari keingkaran-keingkaran kita. Yang akhirnya akan benar-benar jatuh kedalam neraka dalam keadaan hina dan sengsara.
Setelah laknat Allah yang ditujukan kepada iblis ini, kemudian Iblis memohon kepada Allah untuk diberi tangguh sampai batas waktu hari kiamat.
قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَٰذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا﴿٦٢﴾
“Qaalaa `ara`aitaka haadzal ladzii karamta `alaiyya la`in akhkhartani `ilaa yaumil qiyaamati laa`ahtanikanna dzurriyyatahu illa qaliilan”,......”Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". QS. Al Israa` 62.
Jika di telaah lebih dalam lagi, permintaan penangguhan kematian Iblis sampai hari kiamat ini adalah ungkapan rasa kecemburuan terhadap makhluk baru yang akan di ciptakan oleh Allah dan akan dijadikan khalifah atau pemimpin yang mewakili Allah di muka bumi, dan rasa kesombongan atau kecongkaan Iblis karena merasa bahwa dirinyalah ciptaan Allah yang paling baik, yang tidak akan terkalahkan oleh makhluk baru sekalipun. Permintaan Iblis kepada Allah ini ditegaskan pula di beberapa ayat,
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ﴿١٤﴾
”Qaalaa `anzhirnii ilaa yaumi yub`atsuuna”,......”Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan". QS. Al A`raaf 14.
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ﴿٣٦﴾
”Qaalaa rabbi fa`anzhirnii ilaa yaumi yub`atsuuna”,.....”Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan,” QS. Al Hijr 36.
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ﴿٧٩﴾
”Qaalaa rabbi fa`anzhirnii ilaa yaumi yub`atsuuna”,.......”Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". QS. Shaad 79.
Atas permohonan iblis ini Allah kemudian mengabulkan permintaan iblis untuk tidak mematikan iblis dan anak cucunya sampai hari kiamat, dan inilah yang akan menjadikan fase kehidupan anak keturunan Adam di muka bumi menjadi sangat berat, disamping harus mempertahankan hidupnya manusia juga harus menahan gempuran dari syetan dan Iblis berupa godaan-godaan yang lebih banyak bersifat keduniawian yang hanya sementara. Penangguhan kematian Iblis ini juga di tegaskan di beberapa ayat di bawah ini.
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ﴿٣٧﴾ إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ﴿٣٨﴾
“Qaala fa`innaka minal munzhariina ; ilaa yaumil waqtil ma`luumi”,.......Allah berfirman : “(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh ; sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan.” QS. Al Hijr 37-38.
قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ﴿٨٠﴾ إِلَىٰ يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ﴿٨١﴾
“Qaala fa`innaka minal munzhariina ; ilaa yaumil waqtil ma`luumi”,.....“Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, ; sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat)". QS. Shaad 80-81.
قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ﴿١٥﴾
Qaala `innaka minal munzhariina” ,......“Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh". QS. Al A`raaf 15.
Maha suci Allah, sesungguhnya tidak ada yang tidak di ketahui oleh Allah baik itu di langit maupun di bumi, baik itu dinyatakan dengan lisan ataupun tersirat di dalam hati, termasuk Iblis dan rencananya terhadap makhluk ciptaan Allah yang segera akan di ciptakan. Iblis telah menyimpan dendam yang mendalam atas Adam dan anak keturunannya hanya karena merasa tersisihkan posisinya di sisi Allah.
Dengan konsekwensi akan tersingkir dan dijauhkan dari sisi Allah, Iblis memilih untuk ingkar dan memposisikan dirinya sebagai lawan dengan pernyataannya yang akan menyesatkan kebanyakan anak keturunan Adam dari ketauhidan dan akan menjadikan kebanyakan mereka termasuk orang-orang musyrik atau orang-orang yang menyekutukan Allah. Kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis, yaitu hamba-hamba yang ikhlas menerima Allah swt. sebagai satu-satunya Rab atau Tuhan yang menguasai kerajaan langit dan bumi. Dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya pemimpin dan pelindung, yang akan menuntun mereka dari kegelapan menuju ke cahaya yang terang benderang.
Setelah mendapatkan janji Allah berupa ditangguhkannya hidup iblis sampai hari kiamat, berkatalah iblis dengan ancamanya kepada anak cucu Adam,
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ﴿١٦﴾
”Qaalaa fabimaa `aghwaitanii la `aq`udanna lahum shiraathakal mustaqiima”,......“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,” QS. Al A`raaf 16.
ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ﴿١٧﴾
“Tsumma laa tiyannahum min baini `aidiihim wa min khalfihim wa `an `aimaanihim wa `an syamaa`ilihim, wa laa tajidu `aktsarahum syaakiriina”,.......”kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” QS. Al A`raaf 17.
di ayat lain juga dijelaskan,
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ﴿٨٢﴾
“Qaalaa fabi`izzatika la`ughwiyannahum `ajma`iiina”,......”Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,” QS Shaad 82.
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ﴿٨٣﴾
”Illa `ibaadaka minhumul mukhlashiina”,.....”kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” QS Shaad 83.
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ﴿٣٩﴾
”Qaalaa rabbi bimaa `aghwaitanii la`uzaiyinanna lahum fiil ardhi wa la`ughwiyannahum `ajma`iina”,.....”Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, QS. Al Hijr 39.
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ﴿٤٠﴾
“Illa `ibaadaka minhumul mukhlashiina”,......”kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". QS. Al Hijr 40.
Kemudian Allah menyuruh kepada iblis untuk segera pergi dengan disertai ancaman kepada anak cucu Adam yang mengikuti ajakan syetan dan Iblis dengan balasan neraka jahanam. Jelaslah disini, barang siapa yang akan mengikuti ajakan syetan dan iblis dengan mengingkari ketauhidan Allah, maka tiada balasan yang lebih pantas untuk mereka kecuali panasnya api neraka. Dan Allah menjadikan manusia yang ingkar kepadaNya sejajar dengan batu yang akan menjadi bahan bakar neraka dengan apinya yang membara.
Allah swt. bahkan memerintahkan kepada Iblis untuk mengerahkan segala kekuatan dan segala cara dalam mempengaruhi manusia dari jalan Allah. Dan telah sempurnalah kalimat (keputusan) Allah, sesungguhnya allah akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) seluruhnya. Perhatikan pula beberapa ayat di bawah ini,
قَالَ اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا﴿٦٣﴾
”Qaalaa idzhab faman tabi`aka minhum fa`inna jahannama jazaa`ukum jazaa`an maufuura”,...... ”Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.” QS. Al Israa` 63.
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ ۚ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا﴿٦٤﴾
“Wastafziz manistatha`ta minhum bishautika wa`ajlib `alaihim bikhailika wa rajilika wa syaarikhum fiil `amwaali wal auladi wa `idhum, wa maa ya`iduhumusy syaithaanu illa ghuruuran”,..... ”Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” QS. Al Israa` 64.
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ ۚ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلًا﴿٦٥﴾
“Inna `ibaadii laisa laka `alaihim sulthaanun, wa kafaa birabbika wakiilan”,.....“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga". QS. Al Israa` 65.
Marilah kita mencoba untuk menarik kesimpulan dari seluruh ayat di atas yang menggambarakan pembangkangan Iblis terhadap perintah Allah untuk menerima manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Keberadaan Allah sebagai pencipta dan penguasa alam semesta adalah sekaligus sebagai Pemilik dari sebuah kerajaan yang mencakup langit dan bumi dan segala yang ada di antaranya. Kekuasaan yang mutlak adalah jaminan akan diberlakukannya hukum-hukum atau aturan-aturan dengan segala konsekwensinya.
Untuk itulah Allah telah menyediakan aturan-aturan dan segala sarana dan prasarana yang sudah melekat dalam hukum itu. Allah tidak memerlukan perangkat hukum atas aturan-aturan yang telah di tetapkan. Hanya Allah menegaskan bahwa setiap manusia ada dua malaikat yang mengikutinya. Hal ini untuk menegaskan kepada manusia bahwa segala sesuatu perbuatan atau tingkah lakunya tercatat atau terekam dalam sebuah buku memori atau semacam “Blackbox” dalam sebuah pesawat yang sedang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Yang suatu saat dapat di “play” atau di putar ulang untuk menunjukkan bukti-bukti sebuah tindakan masuk dalam kategori normal (baik) atau error (salah).
Mereka yang masuk dalam kategori baik dalam mengarungi sebuah rute atau perjalanan hidupnya, konsekwensinya adalah masuk sebuah tempat yang lain yang indah, yang belum pernah di lihatnya bahkan belum pernah di bayangkannya sekalipun keindahannya. Bahkan Rasulullah saw. pun merasa takjub ketika melihatnya di suatu tempat yang dinamakan sidratul muntaha yaitu tempat yang paling tinggi yang terletak di langit ke tujuh.
Catatan yang baik ini terwakili oleh sikap malaikat yang menunjukkan kepatuhan dan ketundukkannya kepada perintah Allah, sehingga para malaikat tetap berada di sisi Allah dengan segala fasilitas yang ada dan sudah di perolehnya.
Kita bisa mengambil contoh kecil seseorang yang tunduk dan patuh pada perintah Pemimpin atau penguasa dan melakukan tugasnya dengan baik tanpa kesalahan-kesalahan yang berarti, dia pasti akan mendapatkan tempatnya dan semua fasilitas yang di sediakan oleh penguasa tersebut. Dengan catatan sang pemimpin mempunyai hati dan jiwa yang bersih, yang bisa melakukan penilaian dan penempatan yang benar-benar obyektif. Sifat-sifat itu bisa teraplikasi pada diri seorang pemimpin kalau sang penguasa tersebut selalu menggunakan rujukan-rujukan sifat-sifat Allah dalam “Asmaul Husna”
Sedangkan mereka yang melakukan kesalahan (error) akan pula mendapatkan hukuman yang setimpal karena kesalahan yang di lakukan. Cuma ada perbedaan antara manusia dan Iblis. Iblis sudah dilaknat sampai hari kiamat tetap dalam keingkaran. Sedangkan manusia masih di bukakan pintu tobat untuk kemudian menyadari dan mengubah diri untuk menjadi manusia yang taat beribadah hanya kepada Allah, untuk kemudian memperoleh pembalasan semua amalnya setelah melalui perhitungan yang dilakukan oleh Allah. Dan Allah Maha pengampun atas semua kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh hambanya.
Peristiwa pembangkangan Iblis yang ada dalam Al Qur`an ini menggambarkan akan realitas kehidupan manusia sesungguhnya di alam dunia. Dimana ketaatan pada sang khalik akan membuahkan hasil yang benar-benar di luar dugaan manusia. Dan keingkaran kepada Sang khalik akan pula membuahkan hasil yang akan merugikan jiwa manusia, baik di waktu saat menjalani kehidupan itu sendiri maupun kelak pada fase kehidupan yang lain yaitu kehidupan akhirat.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari pelajaran atas pembangkangan Iblis ini untuk kemudian menjadikan diri kita manusia-manusia yang akan mewarisi sifat taat dan patuh dari para malaikat yang telah di warisi pula oleh para Rasul dan para nabi serta para syuhada dan para salafus shalih. Dan menjauhkan diri kita dari sifat-sifat Iblis yang ingkar kepada Allah. Dan menjauhkan diri kita dari sifat menyombongkan diri serta merasa diri paling baik dan paling sempurna, yang pada kenyataanya justru akan menenggelamkan kita kedalam siksa Allah swt.
Amin Allahumma Amiin.
Sekian.
Senin, 01 Maret 2010
Pembangkangan Iblis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar