Selasa, 29 Juni 2010

Nikmatnya Bertahajud.


Rasulullah saw hampir tidak pernah melewatkan malam tanpa mengerjakan shalat malam atau Tahajud. Bagaimana dengan kita ? Sudahkan kita melaksanakan perintah shalat tahajud ? Atau bahkan belum pernah sekalipun mengerjakannya ? Tahukah kita kalau shalat ini perintah Allah ? Rasulullah dan para sahabat mendakwamkan shalat ini karena shalat ini diperintahkan oleh Allah swt. langsung dalam Al Qur`an.

QS. Al Israa` : 79.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا﴿٧٩﴾
”Wa minal laili fatahajjad bihi naafilatan laka `asaa an yab`atsaka rabbuka maqaaman mahmuudan”

”Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”.

Diantara shalat-shalat sunnah yang ada, shalat tahajud adalah shalat yang paling utama. Karena shalat ini diperintahkan langsung oleh Allah dengan beberapa ayat dalam Al Qur`an. Diantaranya dalam surat Al Insaan, surat Muzammil dan surat Al Israa`. Shalat tahajud ini mengandung banyak keistimewaan. Sampai-sampai Rasulullah saw hampir tidak pernah meninggalkannya. Hampir setiap malam Rasulullah saw bangun untuk mengerjakan shalat tahajud. Sampai telapak kaki beliau membengkak. Begitu juga para sahabat. Mereka mengikuti apa yang dikerjakan oleh Nabi saw.

Sebelum turun ayat 20 surat Muzzamil shalat tahajud merupakan shalat yang diwajibkan. Tetapi Allah mengetahui betapa beratnya shalat malam bagi umat Rasulullah, sehingga turunnya ayat tersebut memberikan sedikit keringanan bagi para sahabat. Dan menjadikan shalat tahajud yang semula wajib menjadi sunnah hukumnya. Bisa kita bayangkan seandainya shalat malam menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Pasti akan sangat banyak yang tidak sanggup melaksanakannya.

Bangun diwaktu malam bukanlah perkara yang ringan bagi kebanyakan orang. Apalagi bangun untuk mengambil air wudlu lalu mengerjakan shalat, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw. Sebagian besar kita lebih suka bangun malam untuk “ngopi” ke warung atau menikmati sajian televisi berupa pertandingan bola. Banyak dari kita “nglilir” di tengah malam, tapi banyak juga dari kita yang tidak ingin melakukan shalat malam. Paling cuma ke kamar mandi untuk buang hajat kecil lalu segera melanjutkan mimpi yang tertunda.

Begitulah, memang berat untuk melaksanakan shalat malam atau tahajud. Tetapi bagi mereka yang mempunyai Iman kuat, pasti akan mengusahakan untuk bisa melaksanakan shalat malam. Dan mereka yang sudah merasakan nikmatnya shalat tahajud pasti akan selalu merindukannya, selama Iman tetap terpelihara. Jika Iman tidak terpelihara dengan baik, orang akan gampang untuk melupakan dan meninggalkan shalat malam. Ini bukan berarti, yang tidak melaksanakan shalat malam tidak beriman. Bukan. Tapi indikasi Iman yang kuat akan terlihat dari seberapa besar keinginan untuk seseorang untuk menjalankan perintah shalat malam, seperti yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah saw dan para sahabat.

Jika belum pernah melaksanakannya, maka berusahalah. Karena shalat malam ini bisa menjadi indikator kekuatan Iman seseorang dalam beribadah. Juga shalat berjama`ah di masjid diwaktu Isya` dan subuh. Seperti kita ketahui shalat berjama`ah Isya` dan subuh di masjid bukanlah perkara yang ringan bagi tiap orang. Berjalan ke Masjid untuk shalat berjama`ah diwaktu enak-enaknya “jagongan” dan diwaktu nkmatnya “tidur” adalah perkara yang berat bagi orang-orang yang menggenggam sedikit Iman. Hanya orang-orang yang benar-benar menggenggam Iman kuat yang sanggup melaksanakan perintah dan tuntunan tersebut. Maka dari itu pemahaman ilmu agama untuk menambah Iman adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat dianjurkan. Agar kita bisa sampai pada Iman yang sebenarnya.

Mengapa harus shalat tahajud ?

Disamping diperintah langsung oleh Allah dalam Al Qur`an, Rasulullah juga mengatakan bahwa, “Seutama utamanya shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam”. Mengapa Rasulullah mengatakan demikian ? Karena shalat malam mengandung banyak keutamaan. Salah satunya adalah, Allah akan mengabulkan permintaan-permintaan kita, baik permintaan untuk kebaikan di dunia maupun permintaan ampunan dari seluruh dosa-dosa kita. Dan keutamaan yang lain adalah Allah akan memberikan 9 (semilan) macam kemuliaan. 5 macam kemuliaan di dunia dan 4 macam kemuliaan di akhirat. Kemuliaan-kemuliaan itu diantaranya adalah :

Lima macam keutamaan di dunia,

1.Akan dipelihara oleh Allah swt dari berbagai macam bencana atau musibah.
2.Tanda-tanda ketaatan pada Allah akan tampak atau kelihatan di mukanya.
3.Akan dicintai oleh banyak hamba Allah yang shalih an dicintai oleh semua manusia.
4.Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang banyak mengandung hikmah.
5.Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam ilmu agama.

Sedangkan 4 (empat) keutamaan yang akan diberikan di akhirat adalah :

1.Wajahnya akan berseri-seri ketika bangkit dari kubur pada hari pembalasan nanti.
2.Akan mendapatkan keringanan ketika dihisab atau dihitung amalan-nya.
3.Ketika meniti jembatan “Sirathal Mustaqim”, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar sesuatu.
4.Catatan amalnya diberikan di tangan sebelah kanan.

Itulah ke sembilan keutamaan dari “Istiqamah”nya kita dalam melaksanakan shalat malam. Disamping itu Allah juga memberikan sebab kita dianjurkan untuk shalat malam. Dalam surat Al Muzammil Allah menjelaskan, bahwa pada waktu siang hari kita terlalu banyak urusan dunia yang harus diselesaikan dan bangun untuk shalat di waktu malam adalah lebih tepat, karena waktu malam akan memberikan suasana yng lebih khusyuk dari pada waktu siang. Dan bacaan-bacaan yang akan kita baca akan terasa lebih berkesan.

Bagaimana cara bertahajud ?

Shalat Tahajud dilakukan pada malam hari. Lebih afdhal kalau didahului dengan tidur lebih dulu. Dan waktu yang paling utama adalah sepertiga malam terakhir sampai menjelang waktu subuh. Jumlah rakaatnya antara 11 (sebelas) sampai 13 (tiga belas) rakaat. Menurut sebuah redaksi Rasulullah saw mengerjakan shalat malam dengan di dahului dengan 2 rakaat shalat iftitah (pembuka). Sifat shalat iftitah ini ringan. Surat yang di baca cukup surat pendek semacam. Al Kafirun dan Al Ikhlas.

Kemudian, shalat tahajud dengan 2 (dua) rakaat lalu salam. Dan diulangi lagi sampai 4 (empat) salam. Sehingga jumlah rakaatnya menjadi 8 (delapan) rakaat. Lalu dilanjutkan dengan shalat witir (ganjil) sebanyak 3 (tiga) rakaat dengan 2 (dua) salam. Kemudian berdoa dengan doa yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw.

Surat-surat yang dibaca dalam shalat malam ini sangat tergantung dengan pemahaman dan hafalan ayat-ayat Qur`an kita. Lebih banyak ayat lebih baik. Untuk itulah senantiasa diperlukan bagi setiap muslim membaca dan menghafal sebanyak-banyaknya ayat-ayat Al Qur`an. Dan itu harus dilakukan setiap saat dan setiap hari tanpa adanya rasa bosan. Dan sekedar untuk di ingat, jika kita bisa menghafal dan mengerti arti dan makna satu ayat, kita akan merasa rindu untuk menghafal dan mengerti makna ayat-ayat yang lain. Demikian Allah akan memberikan petunjuk kepada hambanya yang mempunyai keinginan untuk memahami ilmu agama.

Tetapi jika kita tidak banyak hafal ayat-ayat selain juz amma, maka sudah cukuplah menggunakan ayat-ayat yang sudah dihafal dalam shalat tahajud atau shalat malam yang akan dilakukan. Kemudian bacalah dengan perlahan dan resapi apa makna yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut. Dan jangan lupa untuk selalu belajar menghafal ayat-ayat yang lain, sehinggga memori otak kita akan semakin banyak terisi dengan ayat-ayat Allah. Tidak hanya dengan beberapa surat pendek saja. Karena Al Qur`an penuh dengan pelajaran dan petunjuk bagaimana kita harus beribadah.

Ketahuilah bahwa, orang-orang saleh sejak jaman dahulu sampai saat ini selalu mendakwamkan shalat-shalat sunnah, terutama shalat malam. Mereka adalah orang-orang yang disayang oleh Allah, karena ketaatan mereka dalam menjalankan perintah. Baik perintah shalat, infaq atau sedekah, perintah berbuat kebajikan seperti yang di informasikan di surat Al Baqarah 177 dan perkara-perkara yang dipandang baik dalam kehidupan sehari-hari. Lambung mereka jauh dari tempat tidur. Bisa dimaknai, tidak terlalu banyak tidur. Lebih sering beribadah. Waktu malam lebih banyak di gunakan untuk shalat dan berdzikir.

Itulah cara beragama dengan Iman. Maka hendaklah kita selalu untuk memberikan pondasi agama kita dengan Iman, sehingga semakin lama kekuatan Iman akan semakim kokoh. Jika Iman kita kokoh tiada sesuatu perintah yang berat untuk dilaksanakan sepanjang kita melandasi ibadah kita hanya karena Allah swt. Semua perintah akan terasa ringan karena keinginan untuk melaksanakan sudah begitu melekat erat. Dan tak akan ada yang bisa menghalangi kalau hati sudah tertambat pada Allah swt. yang ada hanyalah rasa rindu untuk selalu berinteraksi denganNya dalam setiap saat melalui dzikir di lisan dan hati kita.

Nikmatnya shalat malam.

Shalat adalah perintah, tapi jika shalat kita karena perintah kitapun akan menunaikannya hanya karena diperintahkan, walaupun dengan keterpaksaan. Jika shalat kita karena diperintah, maka shalat kitapun akan berjalan datar. Tanpa getaran-getaran hati yang menyebabkan kita tak ingin lepas dari aktifitas shalat. Mungkin akan terasa hambar, karena keterpaksaan yang menyebabkan kita shalat. Dan gerakan-gerakan serta bacaan akan mengalir begitu saja menuju akhir shalat. Kalau sudah demikian harus ada sebuah perubahan. Sebuah perubahan motivasi yang bisa menyebabkan kita bisa menikmati shalat. Bukan hanya sebuah rutinitas ritual belaka.

Shalat yang kita lakukan kadang kurang bisa dinikmati karena di kepala kita masih penuh dengan berbagai macam urusan dunia. Urusan dunia yang banyak terjadi di siang harilah yang banyak memenuhi pikiran kita. Untuk menghilangkannya kita harus melupakannya untuk sementara dan “menitipkan”nya pada Allah. Karena di tangan Allahlah segala urusan akan terselesaikan. Rubahlah motivasi shalat yang semula karena diperintahkan menjadi sebuah “kebutuhan” primer atau kebutuhan utama. Hingga waktu shalat akan selalu menjadi pengingat untuk ber”kunjung” pada Allah dan memasrahkan diri sepenuhnya tanpa ada rasa enggan atau keterpaksaan.

Untuk bisa merubah shalat menjadi sebuah kebutuhan adalah dengan memahami shalat itu sendiri. Tentu saja Iman atau keyakinan akan tauhid dan kuasanya Allah menjadi yang paling utama. Hingga dengan keyakinan itu kita tertarik untuk memahami gerakan dan dan makna bacaan yang ada dalam shalat. Jika selama ini kita hanya bergerak dan berucap tanpa makna, maka esok hari kita harus bergerak dan berucap dengan penuh makna. Setiap perubahan gerakan ada “Allah” di dalamnya. Maka segera palingkan hati dan pikiran hanya kepada Allah semata sebelum setan mengisi pikiran kita dengan ingatan materi duniawi.

Berjalan untuk berdiri adalah sebuah usaha untuk “datang” dan memenuhi panggilan. Ruku` adalah sebuah penghormatan sekaligus ketundukan atas semua yang telah diperintahkan kepada kita. Sujud adalah manifestasi dari kepasrahan akan diri dan jiwa kita atas semua cobaan yang akan terjadi pada diri kita yang memang datangnya dari Allah. Dan duduk adalah kesempatan untuk memohon semua keinginan kita serta kesempatan untuk bershalawat kepada Rasulullah saw agar kelak kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya.

Lakukan shalat dan pahami makna bacaanya secara mutlak. Kemudian rasakan dalam shalat-shalat yang akan kita lakukan. Demikian terus ulangi pada shalat-shalat yang lain. Dan jangan lupa untuk terus belajar ayat-ayat Allah, baik yang ada di dalam kitab maupun yang tersebar di seluruh alam. Jika pemahaman berjalan dengan lancar dan berimbas pada keinginan mendekat yang begitu kuat pada Allah, lambat laun akan membawa kita untuk “ingin” mencicipi shalat malam atau ber tahajud seperti yang selalu dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat serta orang-orang yang shalih.

Jika keinginan itu begitu kuat, maka persiapkanlah diri untuk memulai shalat. Niatkanlah bangun dimalam hari untuk shalat malam. Jangan terlalu memaksakan diri dengan rakaat yang banyak dahulu. Karena yang demikian akan menimbulkan rasa letih atau lelah. Biarkanlah banyaknya jumlah rakaat menuruti keinginan hati sampai beberapa waktu kemudian. Lakukan dengan rutinitas setiap malam, walaupun dengan jumlah rakaat hanya 2 (dua) atau 4 (empat).

Lambat laun, shalat malam akan menjadi sebuah kebutuhan. Seiring dengan terpenuhinya janji-janji Allah kepada kita. Seperti kemudahan dalam memahami ilmu, terutama ilmu agama. Dan keinginan kuat untuk selalu menambah pengetahuan tentang Al Qur`an. Kemudahan dalam urusan-urusan dunia, berupa urusan pekerjaan dan urusan pribadi atau keluarga. Kemudahan mengucapkan kata-kata penuh hikmah yang bersumber dari Al Qur`an. Dan berubahnya pandangan orang lain kepada diri kita menjadi lebih baik. Itulah janji Allah. Dan Allah tidak akan pernah mengingkari janji kepada hambaNya.

Malam memang selalu sunyi. Dan itulah saat kita bisa dengan mudah lebih dekat kepada Allah. Tak ada suara berisik. Yang ada adalah suara lirih kita yang terdengar di setiap kamar yang ada. Dengan alunan ayat-ayat Allah yang kita pahami, kita akan larut dalam kebersamaan dengan Allah. Kita akan merasakan betapa kecilnya diri kita di hadapan Allah. Betapa tidak berartinya diri kita bagi Allah jika kita mengingkariNya. Bagaikan setitik debu di luasnya alam semesta. Yang hanya bisa menggapai tapi tak kuasa untuk meraih, kecuali jika Allah memang menghendaki kita memilikinya. Itulah surga. Yang hanya bisa dicapai dan dibuka dengan satu kunci. Takwa yang bersumber dari Laa ilaha Illallah.

Tahajud begitu nikmat dirasakan. Baik diwaktu malam saat menjalankannya ataupun diwaktu siang dengan segala kemudahan urusan yang kita hadapi. Bagai sebuah asap yang bercandu, jika sudah pernah merasakan akan menimbulkan ketagihan. Jika nikmat tahajud sudah bisa kita rasakan, Insya Allah tiada malam tanpa shalat tahajud. Satu malam yang terlewat membuat kita begitu kehilangan. Seakan ada yang hilang, yang tak bisa dikembalikan, kecuali hanya sebuah penyesalan dengan lewatnya malam tanpa tahajud.

Tahajud akan memperkuat ketaatan kita menjalankan shalat lima waktu. Terutama shalat jamaah di masjid waktu Isya` dan subuh. Yang saat ini kelihatan begitu berat dilaksanakan oleh sebagian besar orang-orang Islam. Mereka lebih senang untuk shalat sendirian di rumah dengan menunggu hilangnya gelap dan terlena dengan lamunan sisa “kanthuk” semalaman. Padahal Rasulullah mengatakan, jika saja seseorang tahu rahasia apa yang ada pada shalat subuh dengan berjama`ah di masjid, niscaya kita akan mendatanginya walaupun dengan cara merangkak.

Saudaraku dalam Iman dan Islam, marilah. Marilah kita kejar ketertinggalan kita dalam Iman atau keyakinan. Agama bukankah sebuah permainan atau sekedar kebutuhan sekunder. Agama adalah kebutuhan utama dalam hidup. Janganlah kita beragama hanya pada kulitnya. Nikmatilah bagian dalam dari agama yang begitu indah dan mempesona. Yang akan membawa kita pada Iman yang sebenarnya. Dan akan berimbas pada tingkah laku atau perbuatan bijak yang bersumber dari Al Qur`an dan Sunnah-sunnah Rasulullah saw. Sikap yang demikianlah yang dapat menyelamatkan kita di dunia maupun di akhirat kelak. Dan mudah-mudahan pula Allah akan menempatkan kita pada derajat dan tempat yang terpuji, sesuai dengan apa yang dijanjikan.

Amiin.

Sekian.

Ditulis oleh : Agushar, 21 juni 2010.

Tidak ada komentar: