Minggu, 07 Februari 2010

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga ?

Jangan terlalu percaya diri.

Manusia,..banyak yang merasa bahwa langkahnya tidak lain hanyalah karena Allah semata, banyak yang merasa bahwa mereka hidup dalam keikhlasan. Mereka lupa bahwa di dalam kata ikhlas itu sendiri ada ke-tidak ikhlasan. Kalau di tanya apakah kamu ikhlas menjalani semua ini ? Kebanyakan dari mereka akan mengatakan ya aku ikhlas ! Tapi banyak dari mereka saat di coba oleh Allah dengan sedikit cobaan, mereka hampir-hampir tak kuat menahannya. Banyak mengeluh, curhat sana sini mengungkapkan isi hatinya sambil meminta tolong barang kali ada yang besedia menolongnya.

Banyak juga dari manusia yang merasa sudah berbuat baik, mereka merasa tidak pernah berbuat kejelekan kepada orang lain, tidak pernah menyakiti hati orang lain dan apa yang telah mereka lakukan mereka yakini akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah yang maha adil.

Banyak juga dari manusia yang dalam sehari-harinya mudah sekali meninggalkan perintah Allah, seperti shalat lima waktu, tetapi dalam kesehariannya mereka merasa tidak pernah berbuat jelek dan tidak pernah menyakiti orang lain, mereka sudah merasa bahwa dengan apa yang di lakukan selama ini pasti dirinya dijauhkan oleh Allah dari neraka.

Pembaca, ternyata banyak dari diri kita yang melakukan sesuatu tanpa mengetahui ilmunya. Hal ini sangat di sayangkan sekali, karena Allah sendiri melarang kita untuk mengikuti sesuatu yang kita tidak tahu ilmunya. Karena segala sesuatu itu ada ilmunya.

QS. Al Israa' : 36
“wa laa taqfu maa laisa laka bihi ilmun,....
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya,.....

Kita bisa membayangkan bagaimana seseorang mengemudikan kendaraan tanpa mengetahui ilmu/cara-cara mengemudi dengan selamat. Dan kita bisa bayangkan bagaimana seseorang tukang kayu atau tukang kaca bekerja tanpa mengetahui ilmu atau cara-cara memperlakukan kaca dan kayu-kayu tersebut.

Ayat ini secara otomatis memerintahkan kepada kita untuk mempelajari sesuatu sebelum kita terlanjur mengikutinya. Demikian juga beragama harus “tahu” ilmunya. Kalau di dalam Agama Islam ada Ilmu Iman dan Ilmu Islam. Ilmu Islam banyak kita temukan pada banyak buku yang beredar di masyarakat, terutama yang berkaitan dengan syariat dan Ilmu Iman disamping kita banyak menemukan dalam buku-buku yang beredar kita juga harus banyak-banyak menggali dari para ulama yang ada di dekat sekitar kita.

Secara tidak langsung kita benar-benar di tuntut untuk belajar dalam segala hal yang kita ikuti, terutama dalam hal agama, janganlah beragama hanya di pinggir saja atau di kulitnya saja, masih banyak yang harus kita pelajari dalam hal ilmu agama, yang nantinya akan bisa kita jadikan bekal dalam menjalankan kehidupan beragama kita.

Perbuatan baik yang kita lakukan tanpa dilandasi dengan ilmu, belum tentu akan mendekatkan kita kepada surganya Allah. Jika orientasi ibadah kita karena ingin surganya Allah ya harus kita gali bagaimana kita akan bisa sampai di surganya Allah, jika orientasi ibadah kita lebih karena ingin terhindar dari neraka Allah ya tentunya harus di cari pula upaya untuk bisa terhindar dari nerakanya Allah. Dan jika orientasi ibadah kita lebih dikarenakan ingin mendapatkan ridlanya Allah, ya juga harus di upayakan bagaimana untuk bisa meraih ridlanya Allah swt.

Janganlah kita merasa bahwa apa yang telah kita perbuat saat ini akan berakibat surganya Allah, cobalah untuk sedikit memahami bagaimana Allah akan menempatkan seseorang di surga, dan coba pula untuk sedikit menyimak 2 ayat di bawah ini.

QS. Al Baqarah : 214.
“Am hasibtum `an tad khulul jannata wa lammaa ya`tikum matsalul ladziina khalau min qoblikum, massathumul ba`saa`u wadh dharraa`u wa zulziluu,...
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka di timpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta di goncangkan (dengan bermacam-macam cobaan),.....

QS. Ali Imraan : 142.
“ Am hasibtum `an tad khulul jannata wa lammaa ya`lamil lahhul ladziina jahaduu minkum wa ya`lamas shaabiriin”
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”

Ayat di atas menggambarkan betapa kuat dan sabarnya orang-orang dahulu dalam menerima cobaan Allah yang demikian hebat seperti, kemiskinan yang memuncak, berbagai macam penyakit dan berbagai bala` atau bencana alam, tetapi mereka tetap bertahan pada keimanan mereka, mereka tetap bertauhid kepada Allah swt.

Di ayat satunya tersirat, belumlah nyata bagi Allah orang yang berjihad secara secara lahiriah dan belumlah di ketahui, orang-orang yang sabar dalam menghadapi kesusahan. Berjihad disini bisa di artikan :
1.Berperang untuk menegakkan agama Islam dan melindungi orang-orang Islam seperti dalam perang badar.
2.Memerangi hawa nafsu, yang akan mudah untuk membelokkan keimanan seseorang.
3.Mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam.
4.Memberantas yang bathil dan menegakkan yang hak.

Orang-orang yang demikianlah yang akan dimasukkan ke dalam surganya Allah dan otomatis akan terhindar dari nerakanya Allah swt.

Sedikit tulisan di atas hanyalah tercurah dari rasa saling mengingatkan kalau surganya Allah itu hanyalah untuk orang yang bertaqwa (Muttaqin) atau hanya untuk orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Bukan untuk orang-orang yang hanya telah merasa berbuat kebaikan, tetapi untuk suatu perbuatan baik seperti yang sudah di rekomendasikan di ayat 177 surat Al Baqarah :

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke timur dan ke barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kita-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang di cintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat ; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.”

Tidak ada komentar: