Minggu, 07 Februari 2010

Untuk apa kita bekerja ? part 2

Untuk apakah kita bekerja ?

Jadi untuk apa sih sebenarnya kita bekerja ? Masih juga relatif jawabannya ! Tergantung orientasi masing-masing individu. Pertama mereka yang berorientasi sukses di dunia saja, kedua sukses akhiratnya dan ketiga sukses dunia dan sukses akhiratnya.

Pada tulisan sebelumnya telah saya utarakan mengenai mereka yang bekerja dengan orientasi dunia saja dan mereka yang bekerja dengan orientasi akhirat saja, dan inilah lanjutanya,

Mereka yang beorientasi sukses dunia akhirat, akan menyeimbangkan usaha mereka antara kepentingan dunia dan kepentingan akhiratnya. Mereka bekerja layaknya mereka yang bekerja dengan orientasi sukses dunia dan mereka beribadah layaknya mereka yang hidupnya berorientasi sukses akhirat.

Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan atau capability dalam memahami hidup dan mati. Mereka mempunyai persepsi bahwa dunia ini diciptakan untuk manusia, dengan segala apa yang ada di dalamnya. Semuanya tercipta untuk manusia di pahami sebagai sesuatu tanda-tanda bahwa semua ini ada yang menciptakan. Tentunya semua ciptaan itu untuk kepentingan manusia dalam memahami keberadaan sang pencipta.

Mereka membaca kitab suci yang sudah ada, sebagai petunjuk dan untuk mempelajari tentang informasi-informasi yang mengarahkan, bagaimana manusia harus berperilaku dalam aturan hidup bersama dengan manusia lain dan alam sekitarnya. Juga bagaimana manusia harus berinteraksi dengan Tuhannya.

Mereka meng-Iman-i bahwa dunia ini haq dan akhirat itu juga haq. Dan keberadaan dunia dan segala isinya ini disamping sebagai tanda-tanda akan eksistensinya Allah, juga merupakan jalan untuk menuju akhirat juga. Hal ini secara jelas dan gamblang sudah pula di jelaskan dalam Al Qur`an, mengenai perbuatan yang baik itu bagaimana ? Bagaimana kita harus bersikap kepada sesama manusia ?

Dan mereka semua sampai pada kesimpulan bahwa materi juga bisa menjadi jalan untuk mempermudah kita memperoleh tujuan akhirat kita. Ternyata hidup harus aktif, untuk memperoleh bagian dunia yang hasilnya nanti bisa kita pergunakan untuk umat manusia sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Al Qur`an.

QS. Al Qashash : 77.
“Dan carilah apa yang telah di anugerahkan Allah kepadamu (kebahagiann) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah sudah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Ayat di atas bisa di jadikan dasar untuk mengusahakan nikmat materi (duniawi) untuk keperluan hidup dan untuk melakukan sesuatu amal kebaikan kepada sesama manusia. Dengan jalan saling memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Masih ada lagi ayat-ayat yang bisa di jadikan rujukan.

QS. Al Jumu`ah : 11.
“Apabila telah di tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi ; dan carilah karunia Allah, dan ingatlah banyak-banyak Allah supaya kamu beruntung”

Ayat ini juga bisa di jadikan rujukan bahwa mencari karunia berupa nikmat dunia itu memang di perintahkan dengan tetap selalu mengingat Allah agar kelak kita mendapatkan keberuntungan di akhirat.

QS. Al Qashash : 73.
“Dan karena rahmatnya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu, dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunianya (di siang hari) dan agar kamu bersyukur padaNya”.

Dengan berdasar tiga ayat itu kita juga bisa memaknai kalau mencari materi itu benar diperintahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sebagian lagi untuk dipakai membantu orang lain sesuai dengan tuntunan Al Qur`an.

Nah, orang-orang yang berorientasi sukses dunia akhirat ini, mereka bekerja untuk meraih sukses dunianya dengan semangat yang sama dengan semangat mereka dalam memperoleh sukses akhirat. Dengan harapan jika mereka benar memperoleh sukses materi akan timbul lagi semangat yang lain. Yaitu semangat untuk menafkahkan harta di jalan Allah yang akan lebih bisa menjamin keselamatan akhiratnya.

Bisa dimaklumi, jika kita tidak mempunyai kelebihan dalam bidang materi (harta) mustahil juga kita akan bisa memberi kepada mereka yang membutuhkan. Cukup banyak ayat-ayat yang bisa dijadikan rujukan untuk melakukan amalan-amalan tersebut, diantaranya :

QS. Al Hadiid : 11
“Siapakah yang mau meminjamakan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”

QS. Ash Shaff : 10, 11 dan 12

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang akan dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih”

“(Yaitu) Kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui”

“Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah `Adn. Itulah keberuntungan yang besar”.

QS. At Taghaabun : 17.
“ Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah akan melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah pembalas jasa lagi maha penyantun”.

Nah, kita bisa menafkahkan harta di jalan Allah hanya kalau kita punya harta, maka dari itu bekerjalah dengan semangat yang tinggi dan tetaplah beriman kepada Allah dan Rasulnya, malaikatnya, kitab-kitabnya, dan nabi-nabinya. Dan janganlah lupa untuk selalu berusaha membantu kepada mereka yang membutuhkan. Dan berbuat baiklah seperti yang di tuntunkan di QS. Al Baqarah ayat 177.

sekian.

Tidak ada komentar: