Minggu, 14 Februari 2010

Surga hanya untuk mereka yang bertakwa.

Surga hanya untuk orang bertakwa.

QS. Adz Dzaariyaat : 56.

“Wa maa kholaqtul jinna wal insa illa liya`buduuni”
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku”

Ayat di atas mengatakan dengan tegas bahwa Allah tidak menciptakan manusia dan jin kecuali hanya untuk beribadah kepadaNya. Jadi sebenarnyalah tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak beribadah. Permasalahannya, manusia sangat jarang yang melakukan ibadahnyanya dengan ikhlas karena perintah Allah tersebut. Kebanyakan manusia berpikir “hasil”. Apa hasil yang akan di dapatnya kalau seseorang melakukan ibadah ? Dan kebanyakan manusia juga mendasarkan pada hasil yang nyata, bukan abstrak.

Dan kebanyakan pula manusia beranggapan bahwa “hasil” dari beribadah itu “abstrak” masih berupa janji-janji yang belum tentu terbukti. Kalaupun benar waktunya juga “abstrak”. Kapan ?

Nah, persepsi-persepsi yang demikian adalah karena tidak adanya ilmu dalam melakukan ibadah itu sendiri. Ibadah itu ada ilmunya, jika tidak tahu ilmunya ibadah, tentu ibadah itu akan sia-sia ! Maka dari itu ilmu dan ibadah itu ibarat mata rantai yang saling berkaitan, yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Mempunyai ilmu tapi tidak beribadah jauh lebih berbahaya dari pada beribadah dengan ilmu yang sederhana atau pas-pasan. Orang yang berpikiran sederhana tentang ibadah tapi mempunyai keyakinan yang kuat tentang ke-tauhid-an, akan lebih selamat dari pada orang yang mempunyai ilmu atau sedikit ilmu tapi sudah berlagak sok berilmu tetapi tidak mau menjalankan perintah ibadah.

Jadi lebih dulu mana yang harus di pelajari ? Ilmu haruslah di pelajari lebih dulu, agar dalam melaksanakan ibadah nantinya kita tidak akan tersesat karena “ketidaktahuan” kita tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan ibadah itu sendiri.

Orang yang tidak berlimu menganggap bahwa “hasil” beribadah itu “abstrak” padahal tidak demikian ! Hasil dari pada ketaatan seseorang dalam beribadah itu langsung bisa di rasakan dan di nikmati. Mereka yang selalu beribadah dalam hidupnya akan mendapatkan kemuliaan di dunia bahkan Allah akan memuliakan pula kelak di akhirat. Hatinya akan selalu tenang karena setiap saat selalu mengingat Allah. Dan segala sesuatu pekerjaan atau usaha yang dilakukannya hasilnya disandarkan pada ketentuan Allah. Karena Allah telah memberikan ketentuan-ketentuan yang bersifat universal melalui sunnatullah.

Nah, pada kenyataannya banyak dari kita yang terjerat pada hasil akhir dari ibadah itu sendiri ! Allah menjanjikan kepada mereka yang taat beribadah dengan surga dan berbagai macam kenikmatan yang ada di dalamnya, dan Allah juga memberikan ancaman untuk memasukkan mereka yang lalai dalam menjalankan perintah ibadah itu kedalam neraka dengan berbagai azdab berupa siksa yang menyengsarakan.

Ibadah yang kita lakukan tak lebih di karena takutnya akan neraka Allah dan keinginan yang kuat kelak akan di masukkan surga oleh Allah swt. hal ini sah-sah saja, padahal kalau saja, ibadah kita tidak kita sandarkan kepada surga dan neraka, tetapi kita sandarkan karena Allah swt. saja, sudah cukup untuk menempatkan kita nantinya di tempat yang baik sesuai dengan janji-janji Allah swt.

Untuk siapakah surga ?

QS. Ali Imraan : 133.
“Wa saari`uu ilaa maghfiratin mir rabbikum wa jannatin `ardhuhas samaawaatu wal ardu u`iddat lil muttaqiina”
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”

QS. Al Hadiid : 21.
“Saabiquu ilaa maghfiratin mir rabbikum wa jannatin `ardhuhaa ka`ardhis samaa`i wal ardhi u`iddat lilladziina `amanuu billahi wa rusulihi,.....”
“Belomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya,....”

Ternyata,.... surga hanya di peruntukkan bagi orang-orang yang bertakwa ! Dan di ayat satunya hanya di peruntukkan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasulnya.

Takwa identik dengan beriman dan beramal shaleh, amalan yang shaleh tentunya yang sesuai dengan Al Quran dan tuntunan para rasul yang membawa syariat-syariat masing-masing. Jika merujuk kepada apa yang akan diberikan oleh Allah swt, kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh akan banyak sekali yang akan kita temukan dalam Al Qur`an , bahwa Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh berbagai kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka dan Allah akan memberikan kepada mereka surga dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya. Insya Allah akan saya tulis di lain waktu.

Pada hari kiamat Allah akan mendekatkan surga kepada orang-orang yang bertakwa.

QS. Asy Syu`ara : 90
“Wa uzlifatil jannatu lil muttaqiina”
“Dan (di hari itu) di dekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa”

QS. Maryaam : 63.
“Tilkal jannatul latii nuuritsu min `ibaadinaa man kaana taqiiyan”
“Itulah surga yang akan kami wariskan kepada hamba-hamba kami yang selalu bertakwa”

di tegaskan lagi pada ayat lain,

QS. Al Hijr : 45.
“Innal muttaqiina fii jannatin wa `uyuunin”
“sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir).

QS. An Nahl : 30.
“,....wa ladaarul akhirati khairun, wa lani`ma daarul muttaqiina”.
Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baiknya tempat bagi orang yang bertakwa”.

QS. An Nahl : 31.
“Jannaatu `adnin yadkhuluunahaa tajrii min tahtihal anhaaru, lahum fiihaa maa yasyaa`uuna, kadzaalika yajziillahul muttaqiina”
“Yaitu surga `adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di dalamnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa”

Jelaslah bahwa surga hanya untuk orang-orang yang bertakwa. Lantas apakah takwa itu ?

Takwa adalah perasaan takut kepada Allah swt. atau sikap taat kepada Allah swt dengan keyakinan yang mendalam tentang dzat Allah dan selalu berusaha untuk memenuhi seluruh yang di perintahkan dan selalu berusaha untuk menjauhi seluruh apa yang dilarang.

Sedikit penjelasan mengenai bagaimanakah orang-orang yang bertakwa itu ada di :

QS. Ali Imraan : 134.
“Alladziina yunfiquuna fiis sarraa`i wadh dharraa`i wal kazhimiinal ghaizha wal `aafiina `anin naasa wallahu yuhibbul muhsiniina”
“Yaitu, orang yang mengeluarkan nafkah baik di waktu lapang maupun sempit, dan yang dapat menahan amarahnya dan yang (mudah) memaafkan kesalahan orang lain, dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”

Yaitu orang-orang yang suka menafkahkan hartanya baik di waktu ada kelapangan maupun di waktu keadaan yang sempit. Dan mereka yang mampu menahan amarahnya hingga ia tidak melampiaskannya walaupun ia punya kesanggupan untuk itu, dan mereka yang mudah memaafkan kesalahan orang lain dan tidak melakukan pembalasan walaupun orang tersebut telah melakukan penganiayaan kepadanya.

QS. Ali Imraan : 135.
“Waladziina idzaa fa`aluu faahisyatan au zhalamuu anfusahum dzakarullaha faastaghfaruu li dzunuubihim,......”
Dan juga orang yang apabila mereka berbuat kekejian (perzinahan) atau menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat kepada Allah lalu memohon ampun atas dosa-dosanya,....”

Orang-orang yang bertakwa selalu berbuat kebajikan. Perbuatan kebajikan yang bagaimanakah itu ?
Kita lihat ayat yang lain yang saling melengkapi dengan ayat-ayat sebelumnya.

QS. Al Baqarah : 177.

“Laisal birra an tuwalluu wujuhakum qibalaa masyriqi wal maghribi walakinnal birra man aamana billahi wal yaumil aakhiri wal malaa`ikati wal kitaabi wan nabiyyina, wa aatal maalaa `alaa hubbihi dzawil qurbaa wal yataamaa wal masaakiina wabnas sabiili, was saa`iliina wa fir riqaabi, wa aqaamas shalaata wa ataz zakaata, wal muufuuna bi`ahdihim idzaa `aahaduu, was shaabiriina fil ba`saa`i wadh dharraa`i wa hiinal ba`si. Ulaa`ikal ladziina shadaquu wa ulaa`ika humul muttaquuna”

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta ; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila dia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Takwa, menjadi demikian pentingnya bagi manusia sehingga perlu diingatkan dalam setiap shalat jum`at berupa seruan untuk selalu meningkatkan takwa kita dengan takwa yang sesungguh-sungguhnya, atau berimanlah dengan sebenar-benarnya iman, seperti yang dijelaskan pada :

QS. Al Anfaal : 2.
“Innamal mu`minuunal ladziina idza dzukirallahu wa jilat quluubuhum wa idza tuliiyat alaihim ayaatuhu zadathum iimaanan wa alaa rabbihim yatawakkaluuna”
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah, bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Tuhannyalah mereka bertawakal.”

QS. Al Anfaal : 3.
“Alladziina yuqiimuunash shalaata wa mimmaa razaqnaahum yunfiquuna”
“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka”

QS. Al Anfaal : 4.
“Ulaa`ika humul mu`minuuna haqqan, lahum darajaatun inda rabbihim wa maghfiratun wa rizkun kariimun”
“Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya, mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia”

Oleh karena itu, marilah senantiasa mengusahakan diri kita menjadi orang-orang yang bertakwa, bukannya hanya mengejar kekayaan semata atau mengejar kenikmatan-kenikmatan dunia yang lain yang akan mencelakakan kita. Gunakan harta yang telah di limpahkan oleh Allah swt kepada kita ke jalan yang telah ditentukan menurut Al qur`an, agar kita juga di masukkan ke dalam golongan orang-orang yang bersyukur atas semua nikmat yang telah kita terima.

Amin,.. allahumma amiin.

Tidak ada komentar: